SANTET, kiranya pembaca sudah ada yang tahu kiprah band Black Metal yang satu ini. Perjalanan SANTET dimulai dari Budi Blackustadz yang hijrah dari Depok menuju jawa tengah tepatnya kota mendoan Purwokerto pada tahun 1992.
Pada tahun 1992 tersebut, Budi membentuk band bernama INTROVENT yang mengusung thrashmetal.
Kemudian pada tahun 1994 membentuk band bernama SACREFIX. Tidak bertahan lama kemudian membentuk band ZIARAH bersama personil Buronth. Selanjutnya pada tahun 1996 membentuk band TRACTORS yang tetap mengusung thrashmetal.
Budi Blackustadz bersama Rudy Hailstorm akhirnya membentuk band Black Metal yang pertama kali tampil dengan menggunakan nama SANTET pada bulan Mei 1997. Pada akhir 1997 lahirlah debut album SANTET yang bertitel “CREATURES OF DARKNESS” yang dibantu oleh personil band FATALITY. Debut album pertama ini dilakukan secara DIY dan hanya dicetak sebanyak 250 kaset.
Akhir tahun 1998 akhir merilis album kedua “MAHAR HUTAN LARANGAN” yang mendapat respon luar biasa pada jaman itu dengan berhasil mencetak kurang lebih 3.000 kaset. Tahun 1999, SANTET masuk di album kompilasi METALIK KLINIK 3 yang dirilis ROTORCORP/MUSICA.
Tahun 2000 formasi personil SANTET berubah berbarengan dengan dirilisnya album ke-3 “ENTHRONED THE BLACK DOMAIN”. Tahun 2001 Budi Blackustadz berhasil menggandeng ROTORCORP/MUSICA untuk merilis “LEGION TIMUR”, yaitu satu-satunya album kompilasi major label blackmetal Indonesia. Tahun 2002, SANTET dipercaya mengisi di album kompilasi “ATTRIBUTE TO ROTOR”.
Tahun 2002, album ke-4 “BABAD KULTUS SIHIR” selesai masuk dapur rekaman, namun perilisan secara official digelar tahun 2003 dengan gelaran event yang sukses besar dalam tajuk gigs PURWOKERTO HITAM. Dan di tahun ini juga album ke-5 “PENDULUM NERAKA JAHANAM” juga dirilis. Tahun 2004 SANTET masuk dalam kompilasi METALOBLAST.
Usai melakukan tour Jawa-Bali, formasi personil berganti dan tahun 2015 dirilis album ke-6 “TUMBAL 666”. Tahun 2017, formasi personil berubah kembali seiring dirilisnya album ke-7 “RITUAL OF HORROR”. Setelah merilis album ke 8 ” IBLIS BERGAMIS ” tahun 2018, disusul tahun 2019 disaat pandemi Corona mewabah SANTET merilis album ke-9 “RELIGION LOST ” yang dibantu oleh beberapa musisi diantaranya: Andre sIKSAKUBUR, Lavey MOSES BANDWIDTH, Hestu SOULSICK, dll.
Saat ini SANTET berencana menggarap materi untuk album ke-10 “SPIRITS OF MYSTICISM KINGDOM” yang rencananya drilis tahun 2022, sekaligus memperingati anniversary 25th SANTET.
Current line up SANTET :
Budi Blackustadz (vockill& satanspoet)
Adhi Hellthunder (guitarist)
Denny Basstardouz (bassist)
Deaddie (synthesizers)
Antony Joe (drummers)
Berikut kita simak wawancara GERILYA MAGAZINE dengan Mas Budi Blackustadz, founder dari SANTET:
Halo SANTET, dengan siapa kami berbicara saat ini ?
Hell o… Saya dengan Budi BlackUstadz, pendiri dan vocalis SANTET, first gigs memakai nama SANTET tanggal 5 Mei 1997.
Bagaimana rasanya sudah lama hampir lebih dari dua dekade berada di scene ini? Ada hal menarik atau unik yang bisa dibagi kepada para pembaca Gerilya Magazine?
Rasanya kaya ngga merasa tuwa. Hal yang unik dan menarik adalah kami tetep berusaha eksis karena dorongan pendukung dan juga dari haters. Entah sampe kapan… Yang jelas Kami masih eksis nyata (true). True-nya itu saya artikan sebagai keadaan nyata, baik keadaan eksis di gigs maupun eksis di karya nyata. Bukan yang merasa paling benar atau melu-melu nge-trve seperti yang digunjingkan. Karena kebenaran itu relatif dan Yang Maha Benar cuma Alloh SWT.
Dilihat dari list discography SANTET termasuk yang rajin mengeluarkan rilisan dengan jeda yang masih bisa dibilang cukup wajar dengan segala keterbatasan yang ada. Bagaimana SANTET mensiasati keadaan dan terus aktif berkarya?
Seperti yang saya bilang seperti diatas, energi dari pendukung dan haterslah yang bikin SANTET tetep kuat eksis sampe saat ini. Tanpa mereka, kami bukan apa-apa.
Standard records yang baik menurut SANTET seperti apa ?
Standard record yang baik itu relatif. Semua saling membanggakan record masing masing. Yang penting sesuai kemampuan band dan tidak mengecewakan pembeli rilisan fisik. Karena record studio masing-masing tentu ya berbeda quality-nya di tiap-tiap daerah.
Bagaimana keadaan scene BM saat ini? Ada masukan dari SANTET untuk kemajuan bersama?
Kalo menurut saya sekarang scene udah merasa banyak yang menjadi Suhu. Ga tau itu suhu berapa derajat celcius. Mungkin yang dimaksud sekarang udah banyak yang mungkin masih muda tapi bicaranya bergaya suhu, padahal berguru dari mbah Google kebanyakan dari pada berguru dari jelajah pengalaman.
Pengaruh digitalized dan teknologi yang bikin banyak orang banyak merasa paling tau padahal belum tentu pengalamannya sebanyak yang dia tau. Jadi yang ada skena BM itu lebih banyak yang saling hujat, sindir, bully, merasa paling BM Eropah banget de el el. Padahal untuk menjadi diri sendiri itu lebih baik daripada menjiplak tanpa punya karakter. Disini banyak yang bisa digali. Ilmu dasar memang harus paham kenapa main BM. Itu pondasi, tapi ngga perlu karena merasa udah mirip band luar, trus membully yang karakternya menggali budaya sendiri.
Saran saya ya gak perlu menghujat, membully dll. Kalo suka, beli rilisan fisiknya. Atau nonton performnya. Kalo ngga suka tinggal tutup mata, tutup kuping. Toh masih banyak juga yang punya respect.
Kalo mau maju ya saling berkompetisi dlm bikin karya dan jam terbang yg nyata.Gak perlu sinis terhadap band siapapun yang menginfokan kemajuan. Semua bisa saling support dan maju. Respect yang utama. Kalo mau main suhu-suhu-an, gak perlu diskusi dll. Cukup klik mbah Google.
Bisa dijelaskan style kejawen yang sekarang dipakai SANTET saat ini ?
SANTET itu javanesse bm. Bukan kejawen. Kejawen itu lebih mengarah ke ilmu fisik dan batiniah yang ada sumbernya dan mengarah untuk mempelajari menjadi linuwih.
Sadangkan SANTET hanya ingin mengeksplore musik BM dengan memadukan unsur-unsur BM yang dipelajari dari influence dengan menggabungkan irama dan cerita-cerita tentang mitos dan mistisme Jawa. Khususnya di seputar cerita legenda mitos Banyumas dan Jawa Tengah.
Kami disini sedang mengeksplore musik bukan untuk pamer sebagai yang paling tau sebagai pakar kejawen dll. Karena bermusik gak perlu proklamirkan diri dl sebagai yang pakar. Gak perlu jadi suhu dulu untuk maen musik. Eksplore saja, karena terus belajar dan berjalan memperbaiki maupun mengkomplitkan ide-ide dalam jiwa yang dituangkan dalam musik dan syair.
Tidak memungkiri bahwa kami tetep mendengar dan mempelajari influence kami baik dalam lagu maupun perform.
Dengan pengalaman di 300 gigs, show terbaik SANTET saat ini dimana dan mengapa? Bisa sedikit berbagi kepada pembaca mungkin?
Semua show ( gigs) itu apik-apik. Menambah wawasan. Pengalman dan jam terbang sebagai ilmu yang paling nyata. Bukan cuma pamer rilisan fisik bisa terbang ke luar negeri tapi juga kita harus buktikan dengan perform nyata. Karena kematangan band itu ya salah satunya dengan kematangan dipanggung. Kalo rilisan fisik, yang penting punya duit. Bisa bikin album apik, rekaman di tmpt yg apik dll.
Pembuktian band itu ya harus di stage perform, jam terbangnya bukan cuma rilisan fisiknya aja. Menurut saya, penglmn gigs paling berkesan ya waktu gigs di Singapore 2019. Karena bukan cuma beban dengan nama band juga beban dari negara asal, tapi semua aplaus. Walaupun kami tampilkan karakteristik sendiri, gak perlu minder. Yang penting perform all out, toast beer dari mereka. Beda antara main di dalam negeri di daerah-daerah dengan di luar negeri. Atmosfer ya sangat beda.
Cita-cita dan mimpi SANTET yang belum diraih apa saja ?
Saat ini kami sedang progres bikin album ke 10 “Spirit of Mysticism Kingdom”, dan sedang mencari celah untuk bisa gigs di daratan Eropah dan tour keseluruh negara Asia supaya menambah pengalaman hidup.Bisa keliling dunia dgn ngeband, kapan lagi?
Sebutkan 5 band BM dan album terbaik dari scene lokal dan luar negeri pilihan SANTET!
Menurut saya semua band bagus-bagus. Respect buat yang band seangkatan yang masih eksis dan berkarya. Dan support buat band-band muda yang terus menunjukan taringnya dengan karya-karya dan gigs.
Kalo album band lokal semua bagus, sesuai dengan karakter yang di usung. Sangat subjektif kalo nyebutin satu satu.
Kalo album luar yang bagus menurut saya yang oldschool-oldschool punya, seperti: DIMMU BORGIR, COF, MAYHEM, SATYRICON, MARDUK dll. Kalo yang kesini kayanya udah banyak maen teknologi.
Ada pesan terakhir untuk pembaca GERILYA MAGAZINE ?
Kepada pembaca GM. Mohon dukungannya untuk SANTET bisa terus eksis baik membikin album maupun gigs yang membawa nama daerah dan negara. Insya Allah, bisa!
Terimakasih ya Mas, sukses selalu…
Terimakasih buat GM sukses dan eksis selalu.. mohon maaf bila ada kata keliru dll. Karena saya bukan trve tapi true dalam arti nyata. Tunduk hormat buat semua… keep respect dan maju BM Indonesia!!.
IG : santet_official
FB : santet.blackmetal