Ferly: Jasad, Kaluman, Rottrevore Records, Alliansi Hitam adalah Prioritas Kedua Setelah Keluarga Saya

Selain menjadi gitaris di band monster Death Metal asal Kota Bandung, JASAD, Ferly juga tergabung di band KALUMAN. Ia konsisten bergelut di kancah musik metal dan eseriusannya ini dibuktikan dengan didirikannya Rottrevore Records serta merchandise label Aliansi Hitam. Berikut adalah wawancara Cece dari Gerilya Magazine dengan Ferly seputar kesibukannya mengurus Rottrevore Records…

Apa kabar Rottrevore Records (RR) hari ini? Sekarang di balik RR ada siapa saja?
Alhamdulillah beberapa langkah sudah kekerjakan tinggal tempur. Rottrevore sekarang tinggal saya aja yang full in charge.

Eksistensi RR sudah tidak diragukan lagi, sehingga death metal menjadi sesuatu yang sangat populer, manis dan punya selling point tersendiri. Bagaimana rasanya pencapaian seperti itu saat ini?
Itu merupakan prestasi tersendiri dan saya pribadi merasakan betapa luar biasanya respons dan dukungan kawan-kawan, kalau dibilang «selling» saya tidak terlalu memperhatikan, yang penting dedikasi hidup saya untuk mendukung kawan-kawan bisa sedikit membantu dengan apa yang mereka karyakan.
Saya adalah orang yang sangat menghargai sebuah karya, hasil jerih payah, dan itu layak untuk dibuat kemasannya dengan ciri khas sendiri, berusaha untuk tampil beda dengan sedikit nnovasi walaupun hasilnya kadang-kadang terkesan konyol hahahahaaa….

Bisa diceritakan proses alih kelola management RR dari tim lama ke tim baru selepas kepergian almarhum Rio?
Long story bro, singkatnya sejak kawan-kawan sudah tidak memungkinkan untuk memperhatikan atau membuat program Rottrevore Recs karena kesibukannya masing-masing, daripada terbengkalai mending saya ambil kembali, no offense ke kawan-kawan ya… peace!!!
Saya berusaha untuk mengembalikan identitas Rottrevore Records awal dengan target utama mencari band-band baru sebagai talen penerus agar scene DM lokal tetap berjaya, tidak menutup kemungkinan untuk band yang sudah punya discography panjang, tapi prioritas saya cari yang baru dan punya konsep musik yang gak asal, punya member yang solid dan mau diajak kerjasama.

Ada alasan kenapa sekarang logo RR diganti?
Semuanya ingin terasa lebih fresh dengan rules dan style saya sendiri hahahahaaa…

Ada yang bilang bahwa label dan records itu beda dari harfiah dan cara kerjanya. Kalau label terima ‘matang’ materi dari band/musisi yang akan dirilis dan records itu ikut ‘memasak’ materinya. Apakah benar? Bagaimana pendapat RR?
Kalau itu benar, berarti selama ini kita semua salah kaprah. Jujur saya tidak peduli dengan tag ‘label’ atau ‘records’, label yang saya jalankan punya misi jauh lebih penting dari tag.
Kadang ada juga yang tanya, “bang dari Rottrevore Records?”
Saya jawab “Iya”
Mereka tanya lagi, “Berapa 1 shift-nya ?”
Mereka pikir records itu studio rekaman hahahhaaa….

Band yang seperti apa yang sekarang bisa dan layak dirilis oleh RR sekarang ini?
Yang kita bicarakan adalah kategori, band itu mesti punya konsep beda dari band lokal lainnya, punya aransemen musik yang saya suka, bisa dari slamming (tidak terlalu monoton) sampai technical (tidak terlalu jelimet), tapi prioritas saya suka dengan konsep musik brutal death era 90-an, karena itu pure agresif dan nonjok banget musiknya.
Band tidak boleh terlena dengan beberapa software recording terutama di drum, jadi kalo mau apply ke Rottrevore Records, mesti ada 2 versi… Versi raw mentahan dan setelah mixing mastering.
Masih banyak sekali band-band lokal yang tergiur dengan replace suara di instrumennya, padahal itu bisa jadi senjata makan tuan kalau bandnya diberi kesempatan untuk live perform. Akhirnya band tidak berumur panjang…

Sebenarnya pola kerjasama yang baik antara band dan label/records yang baik seperti apa? Karena tak sedikit selepas rilis hubungan antara band dan label/records menjadi dingin atau ada yang berakhir kurang sedap. Dari pengalaman RR selama ini, sumber masalahnya biasanya di mana?
Dari band-band yang akan saya rilis, saya selalu mengingatkan kalau komunikasi adalah satu-satunya cara untuk mempererat silahturahmi, apa pun yang menyangkut label atau bandnya, sebelum eksekusi sebaiknya dibicarakan dulu, biar tidak ada miskom dan berujung ke saling menjelekkan di belakang.
Bisa tanya ke Viscral, Sufism dan Stigmatuary…

Kembali ke pengertian lagi. Arti dari seorang Executive Producer yang biasa tertulis di cover album itu seperti apa? Ada info yang kami dapat seorang EP ikut ‘memasak’ materi dari band tersebut. Bagaimana pendapat RR untuk hal ini?
Yang saya tahu sih EP itu adalah sosok yang menangani, controlling terhadap content dari materi album, mulai dari pengarahan musiknya, penunjukan studio sampai orang yang bertanggung jawab untuk penggarapannya, artwork dan berbagai jenis promosi yang digunakan hasil pilihan EP. Dia yang tahu soal market-nya, dia yang tentuin semuanya.. itu yang saya tahu, maafkan kalo salah hehehee…

Lalu untuk arti dari Producer yang biasa ditulis di cover album juga itu seperti apa?
Sebenarnya producer itu adalah yang bertanggung jawab dalam produk rekaman, baik dari segi kualitas audio atau musiknya sendiri, kadang dia memberikan gagasan menarik terhadap satu lagu, sound engineer rekaman itu bisa disebut producer. Dia adalah moderator antara keinginan label dengan keinginan band.

Untuk RR baru ini siapa roster yang pertama akan dirilis?
Viscral dari Bekasi akan membantu saya membuka jalur, kemudian Sufism dari Bandung, menyusul Stigmatuary, dan Jasad.

Dalam halaman Facebook RR baru tertulis jika kami tidak lupa kalimatnya, bahwa RR tidak fokus merilis banyak band tetapi fokus kepada distribusi. Bisa dijelaskan maksud dari pernyataan tersebut?
Yes, Rottrevore Records akan fokus membantu artisnya bisa berkembang dan mandiri, sebelum itu goal, label tidak akan mencari talenta lain. Jadi intinya konsentrasi penuh untuk setiap rilisan, setelah rilis album terus balik modal BEP langsung putus dengan artisnya, tapi justru tetap digali dibantu setiap langkahnya sampai dia bisa mandiri.

Pilih band dengan jam terbang tinggi tapi tidak punya rilisan fisik atau band yang jarang atau tidak pernah manggung dengan jumlah rilisan fisik aktif? Kenapa?
Opsi kedua, jarang manggung tapi tetap mengeluarkan karya. Karena itu tandanya dia eksis dan peduli dengan karya.

Bagaimana scene dan roster saat ini menurut RR? Ada masukan untuk para young talent ini bagaimana meniti karir dengan baik ke depannya?
Memperhatikan tentang scene dan komunitas di Indonesia semakin ke sini semakin kuat, ya walaupun ada sedikit masalah yaitu haters yang mulai bermunculan di medsos dengan sejuta akun palsunya tapi itu bisa menggoyangkan solidnya komunitas scene kita.
Sharing pengalaman aja selama saya bergabung dengan Jasad dan bagaimana antar personel saling berkomunikasi dengan baik, saling mendengarkan dan terutama harus punya agenda kerja, selain niat keras membuat karya yang menurut kita baik untuk diperdengarkan.
Masing-masing personel dalam satu band harus punya tanggung jawab dan andil.

Band dikatakan sehat dan dinamis dalam berkarya seperti apa menurut RR?
Selalu membuat karya yang layak untuk dikonsumsi, baik itu secara audio dan visual. Tidak terpancing dengan hasrat untuk mengubah sesuatu yang di luar jangkauan kemampuan kita, bukannya menggurui, tapi saya pribadi akan sangat kagum, memberi apresiasi murni untuk karya yang murni.
Selain itu, bersikap open minded, selalu terbuka dengan masukan-masukan dari lingkungan, sering membaca atau melihat referensi yang bagus untuk band Anda, dan satu lagi jangan pernah merasa diri Anda handal yang menjadikan anda gengsi untuk bertanya.

Apakah ke depannya RR akan buat kelanjutan event Death Fest, yang sebelumnya pernah dibuat?
Tergantung kalau para pembaca punya dana lebih dan mau gambling, tidak profit minded berlebihan tapi lebih mengarah ke bagaimana membuat event yang menghibur, ears and eyes gasm, berkesan seumur hidup, saya punya konsepnya, let’s go doing fest.

Sebenarnya pola marketing yang pas untuk records indie saat ini seperti apa menurut RR?
Terjun full di medsos, jadilah media sendiri dan undang beberapa rekan anda yang punya kapabilitas untuk membantu program marketing-nya.

Oke bagaimana tips membagi waktu dengan baik dan tampan mengurus banyak kesibukan di band-band, records, workshop printing dan merchandise label. Bisa berbagi kepada para pembaca Gerilya Magazine?
Sampai saat ini saya masih belum bisa dikatakan pembagi waktu yang baik, masih belajar untuk bisa me-manage waktu yang efisien untuk kerjaan, masih mendulukan berdasar skala prioritas disesuaikan dengan timing-nya.
Antara Jasad, Kaluman, Rottrevore Records, Alliansi Hitam adalah prioritas kedua setelah keluarga saya.

Terimakasih atas waktunya RR menjawab interview ini. Ada pesan kepada para pembaca Gerilya Magazine?
Terima kasih support-nya, dan maaf membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab interview ini.
Nama Indonesia sudah ada di map metal dunia sejak dulu, sudah saatnya kita bersama-sama membuatnya permanent!!!
***

Pernah dimuat di GERILYA MAGAZINE Edisi #14/2017

Website ini bermanfaat bagi anda? Bantu kami untuk perawatan website ini agar tetap bisa online. Donasi bisa disalurkan melalui PULSA, DANA dan OVO di nomor 0813 1855 1813

Related posts