LAST DESTINY: Kebangkitan Baru dari Majalengka dengan Nuansa Gelap “Eclypsia”

GERILYA MAGAZINE – Majalengka, sebuah kota kecil di Jawa Barat, kini menjadi saksi lahirnya sebuah band muda yang siap menggebrak dunia musik dengan semangat baru. LAST DESTINY, yang resmi berdiri pada Januari 2025, hadir sebagai wadah bagi para pelaku musik berpengalaman dari scene lokal Majalengka. Band ini bukan sekadar proyek baru, melainkan perwujudan tekad untuk menghidupkan kembali semangat bermusik dari para personel yang telah lama vakum dari band-band sebelumnya.

LAST DESTINY terbentuk dari kolaborasi musisi-musisi berlatar belakang kuat di kancah musik underground Majalengka. Mereka adalah veteran dari band-band lama yang pernah meramaikan scene lokal, namun sempat terhenti oleh waktu. Dengan antusiasme yang membara, para personel ini membawa pengalaman masing-masing ke dalam bendera baru ini, menciptakan nuansa musik yang segar sekaligus berbeda dari apa yang pernah mereka mainkan sebelumnya.

Nama “LAST DESTINY” sendiri tidak muncul begitu saja. Dalam bahasa Inggris, nama ini berarti “Takdir Terakhir,” sebuah cerminan dari harapan dan kesepakatan para personel bahwa band ini akan menjadi wadah terakhir mereka untuk berkarya bersama. “Kami tidak pernah terpikir untuk memilih nama dengan makna sebesar ini di awal. Tapi setelah berdiskusi, kami sepakat bahwa LAST DESTINY adalah representasi dari semangat kami—mungkin ini adalah ‘takdir terakhir’ kami untuk bermusik,” ungkap Arot, sang gitaris LAST DESTINY.

Inspirasi dan Warna Musik
LAST DESTINY tidak lahir dalam kekosongan. Musik mereka terinspirasi oleh band-band symphonic metal dan gothic metal ternama seperti EPICA, WITHIN TEMPTATION, EVANESCENCE, THERION, hingga LACUNA COIL. Pengaruh dari band-band internasional ini bercampur dengan sentuhan lokal yang mereka gali dari relasi dengan musisi-musisi tanah air. Hasilnya adalah perpaduan unik yang menjadi identitas awal LAST DESTINY.

Single perdana mereka, “ECLYPSIA,” menjadi bukti nyata dari proses kreatif ini. Lagu ini digarap dengan aransemen awal dari gitaris Arot Black, yang kemudian disempurnakan bersama personel lainnya. “Eclypsia” membawa pendengar ke dalam dunia gelap yang penuh makna. Berasal dari akar kata Latin seperti “Exlypto”, “Eclyptica”, dan “Eclipse”, judul ini merujuk pada tema kegelapan—sebuah gerhana, dunia yang terjerat dalam bayang-bayang. “Kami ingin lagu ini jadi cerminan dari perjalanan kami, dari masa lalu yang beragam hingga ke titik ini,” tambah Arot.

Menariknya, LAST DESTINY tidak ingin terpaku pada satu genre tertentu. Para personel yang dulunya berkecimpung di ranah doom, classic, dan old school metal kini melebur dalam harmoni baru. “Kami sepakat untuk tidak membatasi diri pada genre. Biarkan pendengar yang menilai apa yang kami mainkan,” ujar mereka. “Eclypsia” pun menjadi karya yang mencerminkan kebebasan berekspresi, sekaligus pengalaman berbeda bagi setiap personel.

Formasi Line-Up
LAST DESTINY saat ini tampil dengan formasi yang solid, menggabungkan talenta dari berbagai band legendaris Majalengka yang pernah vakum. Berikut adalah susunan personelnya:

Tegal/Gall’h – Guitar Lead (eks-Scream Theater Orc, eks-Mendak Satanic, eks-Pulasara)
Arot Black – Guitar (eks-Pazaratan, eks-Pulasara)
Emma – Female Vocal (eks-Mendak Satanic, eks-Pulasara)
Osenx – Scream Vocal (eks-Pazaratan)
Aloenk – Bass (eks-Mendak Satanic)
Ibenx – Drum (eks-Mendak Satanic)

Dengan latar belakang yang kaya dan beragam, formasi ini menjadi kekuatan utama LAST DESTINY dalam menciptakan musik yang tidak hanya bertenaga, tetapi juga sarat emosi.

Single “Eclypsia” hanyalah permulaan. LAST DESTINY bertekad untuk terus mengembangkan sayap mereka, membawa nuansa baru ke dalam scene musik Indonesia, khususnya dari Majalengka. Dengan semangat “takdir terakhir,” band ini siap menorehkan jejak mereka, tidak hanya sebagai kebangkitan para musisi lama, tetapi juga sebagai harapan baru bagi pendengar yang haus akan karya orisinal. (alamgerilya)

Kontak band:
085659692538/Arot

Kirim info/artikel seputar band, wawancara rilisan, acara, reviews single/album atau opini ke gerilyamagazine@gmail.com

Related posts