SISTER MURDER Rilis Debut Album “Ressurecting The Wounded Psyche”

Malang, 8 Maret 2025 – Unit slamming death metal asal Kota Malang, Sister Murder, akhirnya merilis debut album mereka yang bertajuk “Ressurecting The Wounded Psyche”. Album ini menjadi tonggak penting bagi perjalanan musik Sister Murder, sekaligus sebuah pernyataan lantang tentang perlawanan, keberanian, dan kekuatan.

Peluncuran album ini bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional 2025, di mana Sister Murder ingin mengangkat dan menyuarakan isu-isu tentang perempuan. Mereka berharap album ini dapat menginspirasi para wanita untuk membangkitkan kekuatan mental serta keberanian dalam melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

“We rise from ashes, stronger than before to break the chains, Forevermore.”

Slamming Death Metal dengan Sentuhan Melodis
Dalam “Ressurecting The Wounded Psyche”, Sister Murder mencoba menggabungkan unsur slamming riff yang khas dengan death metal yang lebih easy listening. Berbeda dari band death metal pada umumnya, mereka memasukkan elemen melodi yang terinspirasi dari Death, In Flames, namun tetap diperkuat dengan slamming riff ala Analepsy, Malevolent Creation, dan Abominable Putridity.

Sister Murder saat ini beranggotakan:
Siska (Vokal)
Levita Damaika (Gitar)
Chesil (Bass)
The Moon (Drum)

Album ini mulai digarap sejak awal 2024 hingga September 2024 di Virtuoso Music Studio, Malang, dengan Laga Underflagpole sebagai operator rekaman. Proses mixing & mastering dikerjakan oleh Cambel Benjamin & Herman dari Grind Ears, Banyu Mili Music Studio.

Daftar Lagu “Ressurecting The Wounded Psyche”

  1. Beneath The Blood Moon (Intro)
  2. The Bloody Murder
  3. Soul Bomber Destruction
  4. Abberation Mental Collapse
  5. Final Dying Repudiation
  6. Human Body Dismemberment
  7. Aborted Of Rotten Fetus

Mengangkat Isu Perempuan dalam Lirik yang Kuat

  • Album ini mengangkat berbagai isu sosial, khususnya yang berkaitan dengan perempuan, seperti:
  • Trauma mental korban kekerasan
  • Perlawanan terhadap patriarki
  • Femisida dan aborsi
  • Perang Palestina yang berkepanjangan

Meskipun banyak terinspirasi dari kisah dan isu perempuan, Sister Murder menegaskan bahwa lagu-lagu mereka bukan hanya untuk perempuan atau bertujuan menyalahkan pria. “Don’t be baper :)”, ujar vokalis Siska Ade.

Artwork yang Menyuarakan Perlawanan
Untuk artwork album, Sister Murder bekerja sama dengan Adi Dechristianize yang menerjemahkan pesan dalam lirik menjadi ilustrasi yang kuat, menggambarkan kehancuran, simbol patriarki, dan seorang prajurit perempuan yang berdiri gagah berani. Logo dan album title dikerjakan oleh Wildan Slam, sementara layouting ditangani oleh Longspace Project dan Meigo “Criminal Impact”.

“Ressurecting The Wounded Psyche” dicetak dalam jumlah terbatas dalam format CD & kaset pita, menjadikannya koleksi wajib bagi para pecinta musik ekstrem.

Album ini bukan sekadar debut, tetapi juga manifesto dari Sister Murder dalam menyuarakan ketidakadilan, perlawanan, dan keberanian dalam balutan musik slamming death metal yang menghancurkan! Apakah kalian siap untuk tenggelam dalam kehancuran yang mereka suguhkan?

Kirim info/artikel seputar band, wawancara rilisan, acara, reviews single/album atau opini ke gerilyamagazine@gmail.com

Related posts