Banjarbaru Metalfest #3, Kembali Membakar Semangat Underground Kalimantan Selatan

GERILYA MAGAZINE – Setelah sembilan tahun vakum, dentuman keras dan pekikan khas musik ekstrem akhirnya kembali menggema di Banjarbaru melalui Banjarbaru Metalfest #3, yang digelar pada Minggu, 15 Juni 2025, di Gedung Faken Trikora, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Acara yang digagas oleh Iconic Blast Records ini sukses menjadi ajang reuni dan temu kangen bagi para pelaku, penggemar, serta komunitas musik bawah tanah di Kalimantan Selatan. Dimulai pukul 17.00 WITA hingga larut malam, Banjarbaru Metalfest #3 menghadirkan total 11 band yang mewakili beragam genre musik ekstrem seperti death metal, brutal death metal, dan grindcore.

Band-band yang tampil di antaranya: Demonic Consumed, Volcanotory, Dying Flesh, Wrath, Bestial Grind, Brutalizm, Kratrok, OT Parvus, Cerebral Edema, Parang dan Bacterial Vaginosis.

Masing-masing band menyuguhkan penampilan enerjik yang membakar semangat para penonton. Sorakan, headbang, hingga moshing menjadi pemandangan yang terus mewarnai sepanjang acara, menegaskan bahwa skena metal di Banjarbaru masih hidup dan penuh gairah.

Dalam wawancara dengan Nanda, panitia acara sekaligus personel band Grindboroks, ia mengungkapkan kebahagiaannya atas suksesnya Banjarbaru Metalfest #3. “Event kali ini pecah luar biasa. Baik dari sisi pemain maupun penonton, semua sangat menikmati jalannya acara. Responnya di luar ekspektasi kami,” ujar Nanda.

Lebih lanjut, Nanda juga menyoroti pentingnya regenerasi dalam komunitas. “Evaluasi dari kami, ke depan mungkin kami akan lebih aktif mencari band-band bibit baru agar perputaran regenerasi terus berjalan. Kami ingin skena ini tetap hidup, tidak stagnan.”

Nanda menambahkan, meskipun Banjarbaru Metalfest sudah vakum hampir satu dekade, sebenarnya selama itu masih ada event serupa seperti Noise in Borneo dan Disharmoni. Namun, Iconic Blast Records mengambil inisiatif untuk melanjutkan event Banjarbaru Metalfest dengan membawa semangat lama ke era baru.

Tantangan Terbesar: Mencari Venue
Salah satu kendala terbesar menurut Nanda adalah mencari venue yang sesuai. “Di Banjarbaru agak sulit menemukan venue yang bisa digunakan untuk acara seperti ini. Kami benar-benar harus ekstra mencari informasi tentang gedung-gedung yang bisa disewa,” jelasnya. Beruntung, mereka memiliki jaringan yang luas, yang akhirnya membuka akses ke Gedung Faken Trikora sebagai tempat penyelenggaraan.

Dari sisi teknis, Nanda mengungkapkan bahwa acara berjalan lancar tanpa kendala berarti. “Alhamdulillah, semua pihak saling merangkul dan mendukung agar acara ini sukses,” tuturnya.

Antusiasme Membludak
Acara ini berhasil menarik sekitar 300 orang penonton yang memadati Gedung Faken Trikora. Metalhead datang dari berbagai kota, bahkan ada yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Antusiasme ini melebihi ekspektasi panitia.

Beberapa penonton memberikan apresiasi langsung maupun melalui media sosial. Salah satunya adalah komentar dari Dmon Blood, salah satu metalhead yang turut hadir: “Banjarbaru Metalfest #3 kemarin keren banget! Acaranya seru, band-bandnya sangar, dan penontonnya ramai serta antusias, bahkan ada yang datang dari kota jauh. Semoga event seperti ini terus berlanjut dan skena metal Banjarbaru makin solid. Mantap, terus support lokal underground!”

Agenda Selanjutnya
Banyak yang sudah menanyakan kapan Banjarbaru Metalfest berikutnya akan digelar. Menanggapi hal ini, Nanda menyampaikan, “Insya Allah, jika waktu dan kesibukan panitia memungkinkan, kami berkomitmen untuk menjadikan event seperti ini rutin digelar.”

Video band lainnya bisa di cek di channel Mortify Record

Tak hanya berhenti di Banjarbaru Metalfest, Nanda membocorkan bahwa komunitas juga tengah menyiapkan Banjarbaru Deathfest yang direncanakan akan dihelat oleh rekan-rekan dari Banjarbaru Death Metal (BBDM). Meski tanggalnya belum diumumkan, wacana ini menjadi bukti bahwa geliat musik ekstrem di Kalimantan Selatan akan terus berlanjut.

Banjarbaru Metalfest #3 bukan hanya menjadi pengingat bahwa skena metal di Kalimantan Selatan masih hidup, tapi juga menjadi simbol solidaritas, regenerasi, dan semangat kolektif yang tak pernah padam. Dengan komitmen dan dukungan komunitas, panggung-panggung metal di Banjarbaru diyakini akan terus bergema. (Dian W/Alam)

Kirim info/artikel seputar band, wawancara rilisan, acara, reviews single/album atau opini ke gerilyamagazine@gmail.com

Related posts