Band asal Bengkulu “Demondragon” terbentuk pada tahun 2004 yang di support oleh tandem guitar Ibenx Destructor dan Tinx, juga Ozzy di bass dan Rio di divisi drum. Merilis album yang ke duanya berjudul “Bengkulu Inferno” yang berisi total 11 lagu, 6 lagu studio dan 5 lagu diambil dari live mereka di dua venue “Jakarta Darknest Warriors 2019” dan “Bengkulu Metal Chapter III 2019”. Rilisan yang saya terima dalam bentuk kaset dengan artwork sangat dark karya Rudi Gorgingsuicide Art Yanto dan logo band goresan mas Riv. Di cover sebelah dalam terisi lyric 3 lagu barunya.
Diawali track sadis Sword of God (Khalid bin Whalid) penuh emosi menggempur gendang telinga kita dengan riff riff sadis dan dijaga agresifnya blastbeat di divisi drum dan raungan solo gitar mengawali teriakan sang vocal. Di track kedua dengan di awali part guitar yang thrashy hadir “Vengeance of Evil” komposisi mid tempo dan sangat ballad bisa untuk mendinginkan kepala disaat kita sedang di sergap emosi. Tapi jangan lengah, di pertengahan lagu justru blasting beat di hadirkan dengan kecepatan penuh mengawal sang gitaris melengkingkan part part melodi nya hingga solo guitar berakhir dan part kembali ke awal lagi…Hell!!! Lanjut track ngeri “Antichrist” sebuah cover lagu dari Slayer yang dibikin jadi makin sadist. makin ngebut lagi dengan gempuran dari track “Legian Of Deserted Warlord” yang ganas. ada track familier “Glorious Satan War” di masukkan dalam list album, tapi ini versi rilis tahun 2010 yang sound nya mengingatkan saya akan lagu “Immortal (ode to palestina)” yang di album inipun di munculkan tapi dalam versi Live. Beat atraktif dihadirkan disebuah track “Blood Rage” live version. Lanjut sebuah track cover song milik Impaled Nazarene dari album “All that You Fear” yang berjudul “Armageddon Death Squad” di ambil dari live panggung. Dan inilah Demondragon dari awal dikenal, sebuah reprentasi dari unit Impaled Nazarene sukses di sandang sang naga iblis. Sayangnya tempo,lebih lambat dari versi aslinya, karena sengaja atau faktor kelelahan. Itu tapi bisa disebut normal untuk sebuah perform live karena faktor stamina. Suasana di dinginkan sejenak oleh track manis mid tempo “Genocide” live version. Saya kurang tau di line up ada 2 gitaris, tapi di live hanya 1 gitaris yang berarti di saat solo jadi sepi. Why?. Ada versi lain dari lagu “Antichrist” yang di rekam saat live panggung. Cover lagu dari band sebesar Slayer baik live gigs sama studio yang kemudian di sandingkan dalam 1 album adalah sangat berani dan Demondragon sanggup melakukan itu sebagai jawaban atas keraguan di era digital dan menjamurnya single single dari band software. Di track selanjutnya groove groove dari Fucking Hostile nya Pantera di libas habis jadi versi sang naga diambil dari sebuah live panggung mereka yang bengis cepat dan penuh amarah.
Lahir dengan konsep black metal nya yang lebih sadis powerfull and bengis untuk menunjang lirik tajam nya yang berbicara tentang perang, dosa, murka, kezaliman serta konspirasi iblis dan manusia. Keinginan kuat mereka untuk menjadi berbeda dan keberanian keluar dari zona nyaman pakem Black Metal berakibat konsep black metal ala Demondragon diakui menjadi sangat berbeda jika dibandingkan dengan banyak band – band black metal yang ada di Indonesia yang rata rata cenderung ke Dimmu Borgir,Cradle of Filth, Marduk, Burzum. Ini seperti mengingatkan akan band local dengan genre mirip mirip seperti Fallenlight, Lamphor, atau yang lebih tua lagi Vindictive Emperor, ketukan punk/crust Black Metal yang sangat kental mengiringi riff yang agresif dan gaya tarikan sang vocal sudah pasti kita langsung teringat ke Front man Impaled Nazarene “Mika Luttinen”. Rilisan kaset dari Edelweiss Production ini sangat istimewa. Layak sebagai koleksi buat pecinta rilisan fisik dan doyan kebut kebutan….hell come with the Dragon.
HW – Gerilya Magazine
email : demondragonwarhead@gmail.com
instagram : demondragon_official
mobile : 087819784666