ROH SESAT, Unit Logam Hitam dari area Tangerang baru saja merilis album ke dua yang bertajuk “Kastil Singgasana Peri”. Album ini diproduseri sekaligus diedarkan oleh Edelweiss Production. berisi Materi Symphonic Black Metal dengan sentuhan Power Metal di beat dan aransemen. Cover ilustrasi dikerjakan oleh master dark Ibnu Kuncoro, walaupun berwarna putih bertekstur papper tipis tapi kesan old school menarik dan sangat dark bisa tertuang dalam menggambarkan sebuah entitas dan horror ambientisme.
Di album kedua ini formasi ROH SESAT terdiri dari :
Pury : Vocal
Dark D : Lead Guitar
Salvarium : Guitar rhytm
Balzharat : Drum
Gunt : Bass
Jamez Syruz : Keyboard
Semua lagu di rekam di Core Records Cipondoh Tangerang. Mastering di libas tangan dingin Abah “Warkvlt” Supriyanto. Mari kita kasih spoiler satu persatu dari kesebelas track didalam album ini.
Track pertama berjudul “Palagan Keris Diponegoro”. Sesuai judulnya ini bercerita tentang pangeran Diponegoro dan pengikutnya melawan penindasan yang akhirnya kalah oleh penghianatan dan tipu muslihat. Tetapi di lagu ini hanya mengambil semangat kepahlawanan sang Pangeran. Dengan intro suara kuda berlari. kemudian vokal clean dengan nuansa kesenduan dan penghormatan membikin merinding sambil membayangkan sang pangeran Diponegoro. yang langsung di kebut dengan atmospher perang riff riff guitar yang cepat mengalunkan sebuah gending yang di balut simponic di keyboard dan derap blasting dobel kick drum yang cepat tanpa henti. lagu ini benar benar langsung menguras tenaga pendengarnya, karena tanpa ampun kita seperti di bawa ke medan perang yang membara penuh tensi emosi yang siaga dan berbahaya. lead melodi yang catchy dan makin lama semakin cepat meliuk liuk seperti hujan panah yang menyatu dengan music.
Lanjut di track ke dua “Kastil Singgasana Peri”. Petikan guitar lembut dan kembali vokal clean mengalun laksana lagu lagu slow rock melayu 90an, dan melodi. sepertinya ini lagu kebebasan sang gitaris, karena langsung di percaya membuka lagu dengan kelihaian meramu skill nya. Ada yang menarik di lagu ini, sentuhan groovy dan fungky diselipkan di tengah tengah lagu. sangat berani karena hal ini seperti haram juga masih terasa aneh di era sekarang. lagu ini berdurasi 7 menitan yang berarti ini lagu berdurasi paling panjang di album ini. Tema di lagu ini sepertinya hanya sang penulis lyric yang paham, karena lebih ke sebuah cinta dan harapan sebuah masa depan lebih baik dari sebelumnya.
“Apa Perang Itu Takdir” mengisi track lagu ke tiga. Hembusan chord dari keyboard mengawali lagu ini sebagai intro. teriakan kengerian mengingatkan screaming di album Clandestine nya Entombed. Kombinasi Scream,low growl ditunjukkan oleh sang Vokalis disetiap lagu. Gaya seperti ini banyak dipakai oleh Cradle Of Filth. Lyric lagu ini tidak disertakan di inlay sleeve cover. tetntu saja sesuai judul, mengkisahkan riuh nya sebuah perang dan kejahatan di balik terjadinya perang. Tema perang sangat terwakili oleh gempuran komposisi lagu yang menderu masiv
Track lima ada “Elegy Cinta Rahwana” yang bercerita tentang ke baperan seorang Rahwana. Ada solo bass mengiringi clean vokal bernuansa Javanese. Part-part sederhana yang kalau aransemennya dikerjakan asal akan berasa monoton membosankan karena pengulangan tersebut dari awal hingga akhir. Akan tetapi selama hampir 5 menit band ini berhasil menghilangkan kebosanan, dan berhasil membawa terus meniti ke track selanjutnya. Tema klasik pewayangan kisah Ramayana menjadi tema menarik bagi ROH SESAT. Cinta bertepuk sebelah tangan dan kehancuran akibat rasa tersebut mengisi bait bait lagu ini.
“Kesunyian Pesanggrahan Kalbu” sangat cocok di taruh di track enam, lebih melodic dan menurunkan tensi emosi yang tinggi, hanya di beberapa bagian clean vokal balancing sangat menyengat telinga. tapi masih kita merasakan berasa naik kereta cepat sambil tiduran, mengalun cepat tapi tidak berasa cepat walaupun ketukan drum diselingi hyperblast. dan ini karena jasa nada symponik dari keyboard. Tema lyric yang gelisah,putus asa, kesendirian di lagu ini terpuisikan secara apik tanpa harus merasa cengeng setelah diiringi musiknya
Menuju track ke tujuh ada “Sesaji Mustika Ciu” lagu ini komposisinya sangat bagus ditambah karakter vokal yang tertata rapi di variasi variasinya. Ada part javanese fill ketukan drum yang komplek sebagai transisi ke sebuah part yang super catchy dan sangat asik untuk didendangkan saat berkumpul dan air jahat dalam genggaman memutar. disusul oleh komposisi lead guitar yang terbaik ada di part ini tanpa out of theme. Lyric lagu ini juga tidak disertakan di sleeve cover. kalau menebak dari judul sepertinya menggambarkan fantasi semu sebuah party hidup terbaik yang bisa dilakukan sedikit manusia. Hymne jawara di album ini
Clean vokal diiringi petikan guitar menandai lantunan “Hymne Api Jahanam” di track ke delapan. Tapi bukan ROH SESAT kalo harus memanjakan telinga dengan komposisi ballad part sampai lagu berakhir. Tidak, kalian tidak akan menemukan itu, beat dan riff riff cepat akan melibas segalanya. komposisi dari early Cradle Of Filth sangat berasa di beberapa part lagu ini. Bertenaga, melaju cepat tanpa dikasih jeda bernafas. Sedangkan tema lagu ini sangat umum menceritakan kedahsyatan sebuah neraka yang tergambar turun temurun menjadi sebuah dogma didalam otak bawah sadar manusia beriman.
Lagu ke sembilan adalah track terbaik versi saya. Dengan judul “Kehampaan Menuju Neraka” diawali intro creepy dan iconic dari keyboard langsung di hajar dengan blasting drum dan riff sedikit etnically. dibagian tengah dan mendekati akhir lagu ada part dengan ketukan progressive. sangat menawan. sayang sekali cuma dikasih ruang sedikit. Tema lagu kembali mempertegas penyesalan penyesalan dalam menghadapi sebuah akibat.
Track sepuluh “Kelam Meniti Siksa”. saya kurang tahu, di versi cd yang saya terima sound nya terlalu over sehingga pecah noise. Mungkin trouble di pas penggandaan, karena di versi kaset aman. Tema kepasrahan di lantunkan, dosa dan kegalauan selama melewati hari hari disebut sebagai sebuah jalan menuju sebuah siksa. Ini seperti sebuah Hellist Trilogy keterkaitan dari track ke delapan sampai di track sepuluh. Yes, Neraka sebagai gift dari sebuah pilihan.
Track pamungkas di album ini berjudul “Mahkota Diujung Pedang” ada suara female di lagu paling terakhir ini. Dua karakter vokal yang berbeda bernyanyi bareng. beat music masih sama dengan lagu lagu sebelumnya, rata cepat dengan dobel pedal yang penuh. Ada cooling down di tengah lagu dan low vokal clean yang kemudian disusul oleh melodi yang sedikit menjauh dari arah musik. Kembali band ini mengubah dogma Black Metal yang kejam dan dingin menjadi ceria, groovy dan power metal. ditambah tema lagu yang jauh dari gelap. Temanya tentang perbudakan di balut sebuah kemanusiaan
Secara keseluruhan kita seperti membayangkan band …And Oceans dalam bentuk kearifan local. Album ini release 2024 yang langsung diedarkan serentak dalam bentuk kaset, compact disk dan digital platform. tinggal kita bisa memilih untuk hanya mendengarkan saja atau sekaligus memiliki rilisan fisiknya. Support Local Scenne lebih nyata dengan membeli stuff merchandise original dan mendengarkan versi digitalnya di Channel Official band dan label.
Star point : 8/10