First wave of Indonesian blackmetal merupakan gelombang band band blackmetal yang terbentuk di tahun 1990an dan memiliki pengaruh bagi perkembangan scene blackmetal local.
Beberapa dari band di gelombang pertama ini dikategorikan sebagai ‘legend’ dari scene local black metal dan menjadi panutan bagi banyak band yang terbentuk di kemudian hari. Beberapa band ini masih aktif dan ada juga yang sudah bubar.
Rilis awal band blackmetal nusantara masih bernuansa death metal dengan digabung lirik nuansa mistis, yaitu SACRILEGIOUS dan LEGION LOST , (kemudian dikenal dengan nama Mystis). Band blackmetal lokal yang benar benar memainkan musik karakter blackmetal yang raw, grim, kasar dan gahar pertama kali adalah RITUAL ORCHESTRA dengan demo 6 lagu, yaitu “Satan in my Embrace” yang dirlis oleh Mindblast Malang di pertengahan tahun 1996 , beberapa lagu yang masuk ke dalam demo tersebut, direkam ulang untuk dikemas menjadi full album pertama mereka yaitu Seeking Immortal di akhir tahun 1997.
Tercatat juga di tahun 1997, rejim black metal nasional kembali diramaikan dengan dirilisnya Under a Veil of Religion milik DRY dengan sound yang lebih kasar dengan inspirasi konsep musik blackmetal yang kencang dan tanpa ampun.
Dua band di atas (RITUAL ORCHESTRA dan DRY ) terinspirasi konsep blackmetal yang dimainkan dengan kasar, kejam ala MARDUK dan IMMORTAL. Konsep musik Black metal dengan simfoni kegelapan dengan musik lebih membius dan melodius, disajikan oleh Perish dengan “From the Rising Dawn”
- MYSTIS
MYSTIS, sang pembawa pesan dari legenda hutan gunung merapi, merupakan band bernuansa gelap dan kelam pertama dari Nusantara yang merekam album nya “spirit of merapi forest”. Band ini adalah band yang pertama kali menggunakan konsep simfonik black metal yang diramu secara bai. Tema lagu mereka di album ini mengangkat tema-tema kejawen yang primordial seperti dalam lagu “Labuhan Rites” dan “Majesty of the South Sea”. Dirilis di awal tahun 1997, Mystis memberikan landasan yang kuat bagi band band Nusantara lainnya dalam berkarya .
- SACRILEGIOUS
Band yang dikenal dengan kostum panggungnya yang menggunakan kostum yg dipakai para petani dengan baju gombrang dan caping nya merupakan salah satu band blackmetal gelombang pertama di Indonesia yang menelurkan album Lucifer named be Prayed. Album ini bahkan bisa ditasbihkan sebagai album blackmetal dengan nuansa deathmetal yang kental di setiap lagu nya. Band yang terinspirasi oleh band seperti Deicide, Blasphereion dan Mortuary ini merilis album mereka di tahun 1997, Sacrilegious sempat merajai panggung panggung di Bandung dan sekitarnya, menyatakan diri vakum di tahun 2002 dan aktif kembali di bulan Oktober 2014.
- RITUAL ORCHESTRA
Trio brutal asal kota Malang ini memang tak terbantah-kan adalah legenda dari scene black metal nusantara, bukan hanya dari kiprah yang secara kontinu sejak tahun 90’an merajai panggung demi panggung di Indonesia, tapi konsistensi mereka dalam berkarya, Ritual Orchestra merupakan band yang telah terbukti tangguh dan tak lekang dimakan jaman. Kini Ritual Orchestra sedang meramu ramuan ajaib mereka di tahun 2015, kita harapkan karya karya mereka kembali meramaikan jagad scene Blackmetal Nusantara.
- DRY
Dry dari Surabaya, merupakan salah satu band Blackmetal tertua di tanah air, walaupun seiring dengan waktu terjadi anyak pergantian personel , Dry tetap menjadi ikon dan symbol dari scene blackmetal Indonesia. Band yang cukup produktif menelurkan karya ini cukup agresif dan tak lekang ditelan jaman , dari Under the Veil of Religion sampai single Mahkota Dendam, membuktikan kemajuan dalam kualitas berkarya dari Dry.
- HELLGODS
Dewa Neraka dari Bandung atau sering disebut Sang Kabut keabadian ini memang salah satu pionir band blackmetal nusantara, dan sampai kini pun masih aktif . Band yang sempat malang melintang di jagad scene metal nusantara ini sempat meredup seiring dengan pergantian personel dan pergantian konsep music, namun band ini akan tetap dikenal lewat hits abadi nya Kabut keabadian.
- RAJAM
Rajam, band asal Madura ini merupakan pionir blackmetal di Indonesia yang memper-kenalkan konsep peperangan di nusantara. Rajam dikenal dengan gaya panggung yang cukup atraktif dari sang frontman Yayak yang mengingatkan kita pada gaya Abbath dari Immortal. Rajam kini tengah mempersiapkan materi untuk agresi berikutnya di tahun 2015. Lagu yang cukup dikenal dari Rajam adalah “Ratakan dengan Tanah” yang bisa dikatakan sebagai ‘anthem’ bagi penggemar music Blackmetal bertema peperangan di Indonesia.
- PERISH
Perish merupakan band asal malang yang sepintas menggabungkan kelamnya music symphonic blackmetal lewat karya awalnya “from the rising dawn” yang cukup fenomenal, namun konsep music mereka Nampak berubah di karya terakhir mereka “ Eastern Hemisphere”. Sahery , Gayonk dkk sempat aktif kembali di tahun 2014 dengan mengubah konsep music mereka menjadi lebih Swedish Blackmetal ala Dissection .
- MAKAM
Hanya sedikit band yang berhasil memadukan kearifan local dalam sebuah konsep yang bertemakan kegelapan. Makam adalah salah satu yang berhasil meramu konsep dalam music bertema kearifan local bernuansa kelam dan gelap. Makabre Amuletha bisa dikatakan sebagai representasi karya yang berhasil dalam menggabungkan hal diatas. Band ini konon akan menelurkan mini album di tahun 2014 lalu, tapi sampai sekarang belum ada pernyataan resmi akan hal ini.
- IMMORTAL RITES
Band yang sebelumnya dikenal dengan nama Iconoclasm ,karena sang frontman sempat tinggal di Jakarta, merupakan salah satu pionir Blackmetal Indonesia. Band yang juga mengedepankan kearifan local dan tema mistis local dalam lagu lagunya ini dikenal cukup produktif dalam berkarya.
- SANTET
Tak pelak band ini adalah salah satu legenda skena music blackmetal nusantara. Santet sering dijadikan tolak ukur bagi band yang menganut paham Javanese Blackmetal . Band yang sudah cukup lama malang melintang di jagad metal nusantara ini telah menelurkan 4 album dan 2 album split dengan band lain. Band ini termasuk band metal yang sangat diperhitungkan di Indonesia, karena banyaknya massa dan fans yang ada di seluruh penjuru tanah air. (***)
Artikel ini pernah dimuat di GERILYA MAGAZINE Edisi #13 Tahun 2015